Masyarakat Samin Akhirnya Yakin

KH Saifullah Ma’shum & Paschasius Hosti Prasetyadji

Untuk kesekian kali Institut kewarganegaraan Indonesia (IKI) beserta relawan dan jajaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) mengadakan pelayanan keliling (yanling) pemberian dokumen kependudukan akta kelahiran Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada masyarakat yang selama ini belum terjangkau layanan kependudukan dan pencatatan sipil.

Kali ini pelayanan dipusatkan di Desa Sumber Kecamatan Kradenan atau Menden 37 km dari Kota Blora, Jawa Tengah dengan melibatkan Disdukcapil Blora. Sebagaimana ditegaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, untuk mencapai target 85 persen akta kelahiran dan 98 persen perekaman KTP, dinas dukcapil tidak mengenal hari libur selama 2019. Karena itu, pada Sabtu dan Minggu dilakukan pelayanan keliling bersama IKI.

Penyerahan akta kelahiran dari Relawan IKI (Mofid) kepada warga disaksikan perwakilan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab Blora, Muspida, dan para Peneliti IKI (Paschasius Hosti Prasetyadji dan Swandy Sihotang) di Blora,  Foto : prasetyadji.

Siti Fatimah, warga Desa Mulyorejo menyambut baik adanya pelayanan keliling seperti ini. Perempuan yang sehari-harinya bertani di sawah itu membawa cucunya, Ahmad ke tempat pelayanan mengurus akta kelahiran cucunya yang baru lima bulan.

Zaki Bachroni, 40, kepala Desa Sumber mengaku berterima kasih kepada IKI karena 12.068 warganya, 47 KK di antaranya warga masyarakat Samin dibantu pemenuhan dokumen kependudukannya.

“Satu hal filosofi masyarakat Samin yang selalu diingat adalah ‘Goeneman sak ketjap, gawe sak lawase’, sekali bicara untuk selamanya. Ini artinya kegiatan mulia ini akan diingat warga sepanjang hidup,” kata pengagum musik Rock itu.

(Ki-Ka: Prasetyadji, MBah Lasio Sesepuh masyarakat Samin, dan KH Saifullah Ma’shum)

Perlunya Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Menurut Prasetyadji dan Swandy, sebagai peneliti senior yang mewakili Yayasan IKI mengatakan bahwa, “untuk menjangkau daerah-daerah perbatasan kabupaten, sudah sangat penting bahwa dinas kependudukan dan pencatatan sipil membentuk unit pelaksana teknis (UPT), ini supaya masyarakat dapat terlayani dokumen kependudukannya”.

“Yayasan IKI memprioritaskan programnya untuk pelayanan warga daerah terpencil, warga difabel, dan anak-anak yatim piatu di panti asuhan. Untuk itulah Desa Sumber Kabupaten Blora menjadi pilihan yang tepat karena cukup jauh dari ibukota kabupaten dan Medan jalannya pun juga cukup lumayan sulit. Hal ini terbukti dengan antusiasme kehadiran warga yang berjumlah 700-an orang dari berbagai desa datang mengurus dokumen kependudukannya,” katanya.

Dalam waktu yang bersamaan di hari itu, pelayanan keliling (yanling) di Kabupaten Lebak, Banten berlangsung di Desa Hegarnanah, Kecamatan Cibeber, perkampungan yang menjadi areal perkebunan teh yang cukup asri dan indah. Yanling diadakan untuk memberikan pelayanan dokumen kependudukan bagi warga desa ini yang cakupannya memang masih rendah. “Tetapi banyak desa tetangga yang minta untuk diikutsertakan dalam Yanling ini, ” ujar Asep, kades Hegarmanah.

Yanling yang semula diperuntukkan bagi desa Hegarmanah saja akhirnya berkembang menjadi sembilan desa yang ada di wilayah Kecamatan Cibeber.

Untuk yanling kali ini, Dinas Dukcapil menurunkan 20 orang staf-nya, dan langsung dipimpin oleh Kadis Dukcapil Lebak Drs H Ujang Bahruddin MM. Sedangkan dari IKI hadir dua orang dan 10 orang Relawan IKI di Lebak, di bawah koordinasi Jamsari.

Kiai Haji Saifullah Ma’shum, ketua IKI mengharapkan, supaya pemerintah sering mengadakan yanling ke daerah terpencil, agar masyarakat dapat terlayani. “Disamping itu, pemerintah juga harus mengatasi solusi susahnya sinyal dalam pelayanan seperti ini di desa desa,” ujarnya.

Betul Gratis, Mas?

Pelayanan keliling (Yanling) dokumen kependudukan bersama Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) dan Dinas Dukcapil Kab Blora selanjutnya dikhususkan bagi “masyarakat adat Samin” warga Desa Klopoduwur dan sekitarnya di Kecamatan   Sukorejo Kab.  Blora,  pada Jum’at Pahing 23 November 2018, disambut antusias warga.

Selain warga komunitas Samin, Yanling juga diikuti anak-anak kelompok difabel. Relawan IKI di Blora memboyong mereka usai sekolah di SLB di kota Blora ke tempat Yanling, di rumah Kades, Ny. Diana Utami.

Ditalangi Kades

Dalam perbincangan dengan IKI, Kades setempat menuturkan proses persiapan Yanling, yang dimulai dari kehadiran relawan IKI ke kediaman Kades untuk menginformasikan rencana Yanling.

Relawan IKI minta bantuan Kades untuk mengumpulkan warganya yang belum memiliki dokumen kependudukan. Seluruh proses pengurusan dokumen tersebut gratis. Mendengar kata-kata gratis itu spontan air muka Bu Kades  berubah. Dengan nada curiga, Bu Kades menimpali.

“Gratis? Benar gratis Mas…?” ujarnya setengah ragu, kepada relawan  yang datang menemui. Berkali-kali Kades menegaskan, apa benar gratis? Setelah dijelaskan oleh relawan, Kades bisa mengerti. Tetapi dalam hatinya tetap menyimpan keraguan.

Kenapa Kades berparas ayu itu begitu meragukan gratisnya pengurusan dokumen kependudukan?  Ternyata ada ceritanya. Itu terjadi lima tahun silam, ketika diadakan Yanling di desanya. Panitia menjelaskan tidak secara utuh bahwa pengurusan dokumen kependudukan tidak dikenakan biaya, kecuali denda bagi yang terlambat mendaftarkan kelahiran lebih dari 60 hari. Pada hari-H pelayanan, ternyata banyak warga yang harus membayar denda keterlambatan sebesar Rp 50.000, sementara penduduk tidak siap dengan uang sebesar itu.

Menghadapi kondisi ini, terpaksa Bu Kades mengambil keputusan untuk menalangi dulu denda keterlambatan ini.  “Kalo cuma satu-dua bisa saya bantu dendanya. Tapi ini jumlahnya puluhan bahkan hampir seratusan orang yang terkena denda,” ujar Kades, mengenang kejadian lima tahun silam. Kades menuturkan, usai Yanling ada warga yang mengembalikan dana talangan tadi. “Tapi sebagian besar tidak,” ujarnya sambil tertawa.

Pengalaman inilah yang menyebabkan Kades yang sudah menjabat kades untuk tahun keenam ini terus menyimpan pertanyaan dalam hati.  Apa benar gratis? “Jangan-jangan kayak dulu lagi.”

Pada pelayanan keliling ini Kades tampak berseri-seri mukanya. Dengan penuh  semangat melayani warganya bersama relawan IKI dan petugas Dukcapil Blora, setelah tahu Yanling kali ini benar-benar gratis-tis. Hadir dari Tim IKI, KH Saifullah Ma’shum dan Peneliti Senior Paschasius Hosti Prasetyadji. (SM & ADJ). ***

 

(Dimuat dalam Buku: Dari Pulau Tunda sampai Bumi Khatulistiwa).

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *