PEDULI WARGA BERKARUNIA KHUSUS

Ilham 17 tahun anak berkarunia khusus (disabilitas) anak dari Mbok Ina, warga Desa Kuto, Kec Kerjo, Kab Karanganyar, sumringah ketika menerima bantuan kursi roda sumbangan dari Yayasan Meta Care Surakarta.

Begitu pula Slamet Riyadi 34 tahun juga anak berkarunia khusus, warga kampung Ngasem Rt 01/07 kelurahan Tugu, Kec Jumantono, Kab Karanganyar  anak dari Mbok Sukati, bergembira dan terharu menerima juga bantuan kursi roda dari Yayasan Meta Care Surakarta.

Karena kesulitan dalam berbicara, ungkapan syukur dan sukacita dia ungkapkan dengan isakan tangis dan tetesan air mata.

(Keterangan Photo: KH Saifullah Ma’shum menyerahkan kursi roda kepada Ilham disaksikan neneknya dan para relawan Yayasan Institut Kewarganegaraan Indonesia (Yayasan IKI), Seloso Kliwon, 31 Oktober 2023 di desa Kuto, kec Kerjo, kab Karanganyar.)

Hari Selasa Kliwon, tanggal 31 Oktober 2023 pengurus, peneliti, dan sukarelawan Yayasan Institut Kewarganegaraan Indonesia (Yayasan IKI) melakukan koordinasi di Kabupaten Karanganyar, sekaligus menyalurkan berkat (kursi roda) dari Yayasan Meta Care Surakarta untuk warga berkarunia khusus di Kab Karanganyar.

Yayasan IKI sudah sejak tahun 2015 memfasilitasi pemenuhan dokumen kependudukan kepada warga kurang mampu di Kab Karanganyar.

Ketika melakukan pendampingan warga, Tini, Citra, dan Wiyati,  relawan IKI mendapati warga yang lumpuh sejak lahir, dan berharap mendapatkan bantuan kursi roda.

(Keterangan photo: Paschasius HOSTI Prasetyadji menyerahkan bantuan kursi roda sumbangan Yayasan Meta Care Surakarta kepada Slamet Riyadi, disaksikan mbok Suketi  orangtua Slamet, utusan dari Dinas Sosial, Ketua II IKI KH Saifullah Ma’shum, dan relawan IKI Wiyati di kampung Ngasem, kec Tugu, kec Jumantono, kab Karanganyar, Seloso Kliwon, 31/10/2023.)

Dari informasi relawan ini, peneliti senior IKI Paschasius Hosti Prasetyadji menghubungi Sumartono, pengurus Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) dan kebetulan juga pendiri Yayasan Meta Care Surakarta.

Sumartono sependapat ketika IKI melakukan pendampingan warga dalam pemenuhan dokumen kependudukan (akta kelahiran, KK, KTP, KIA, akta kematian), yayasan Meta Care akan membantu kursi roda kepada warga yang berkarunia khusus.

KH Saifullah Ma’shum Ketua II Yayaaan IKI yang kebetulan juga Ketua Umum Jam’iyatul Qurra Wal Huffadh (JQH) Nahdlatul Ulama, mengatakan, “pelayanan dan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan ini, semoga dapat menggugah masyarakat di berbagai daerah atau sebagai pengungkit untuk bersama-sama meringankan beban masyarakat khususnya yang lemah, miskin, terpinggirkan, dan berkarunia khusus.”

Dari sisi ekonomi, kehidupan Slamet Riyadi cukup memprihatinkan, Mbok Suketi hanya “ingon-ingon kewan” (memelihara kambing dan ayam), kalau sudah besar untuk dijual ke pasar, hasilnya untuk makan sehati-hari sambil menjaga Slamet yang hanya duduk dan tiduran. Sementara Mbok Ina orangtua Ilham hanya buruh di pabrik tektil setempat.

Mereka berharap, semoga karya dan pengabdian Yayasan IKI dan Yayasan Meta Care terus berkelanjutan dan mendapatkan barokah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. * (prasetyadji).

Posted on

Mendampingi Panti Asuhan di Tangerang Selatan

Pada hari Seloso Legi, 14 Februari 2023 peneliti senior Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI), Paschasius Hosti Prasetyadji mendampingi dan memfasilitasi pengurus panti asuhan Pintu Elok, Pamulang dan panti asuhan Mekar Lestari, BSD ke kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangerang Selatan di Cilenggang.

 

Beberapa hal yang berproses dalam pemenuhan dokumen kependudukan bagi anak-anak panti asuhan ini antara lain: pemecahan kartu keluarga, pindah datang anak panti dari daerah asal, pemotretan iris mata bagi anak-anak yang sudah meninjak 17 tahun, dan pembuatan akta kelahiran, maupun kartu identitas anak.

Sebagai peraturan yang berkembang, ada pembatasan jumlah anggota keluarga yang dicatatkan dalam kartu keluarga yaitu 50 orang termasuk kepala keluarga. Sedangkan untuk penyelesaian dokumen anak-anak dari daerah asal, akan diselesaikan dengan produk aplikasi e-office, sehingga cukup pengurus panti asuhan bersurat kepada Disdukcapil menyampaikan permohonan untuk memindahkan anak dari daerah asal.

Hadir dalam kegiatan ini generasi kedua pendiri panti asuhan Pintu Elok, Elvin dan Julin, dari panti asuhan Mekar Lestari, Meli, dari Disdukcapil Kota Tangerang Selatan, Indana, Adry, dan Tatik, serta peneliti senior IKI, Prasetyadji.

Posted on

IKI 与雅加达、丹格朗县人口 – 民政局一起 协助完成双重残疾儿童的身份证

IKI 与雅加达、丹格朗县人口 – 民政局一起 协助完成双重残疾儿童的身份证
IKI 与雅加达、丹格朗县人口 - 民政局一起 协助完成双重残疾儿童的身份证
丹格朗县人口-民政局负责人印敦和印尼公民研究所第二主席塞弗拉,将身份证交给丹格朗县Bhakti-Luhur孤儿院院长尤丝萣修女

  【本报讯】2022年10月6日周四,雅加达首都专区人口-民政局与印尼公民研究所(IKI)合作,在雅加达中区Budi Mulia大道Pondok Ampera住宅区Kasih Ampera收容所记录双重残疾儿童的生理数据。

住在这收容所的所有孩子都是印尼华裔公民。

代表雅加达首都专区人口-民政局的芬利(Fenry Sinurat)解释说,记录他们的生理特征是向这些孩子分发家庭卡、出生字和身份证的第一步。让他们在未来能履行身为印尼公民的权利。

周二(10月11日),印尼公民研究所与丹格朗县人口-民政局一起进行生理识别记录,并为丹格朗县芝古巴镇的Bhakti Luhur残疾孤儿院里的残疾儿童递交了27张身份证。

也可阅读:

山体滑坡再次袭击丁雅律,切断了两个地区的道路通行

丹格朗人口与民政局长印敦(H. CR. Inton, S.IP, M.Si)说,分发人口文件是Bhakti Luhur收容所有有特殊需要的儿童获得印尼公民权的第一步。

自2017年以来,印尼公民研究所一直陪伴在丹格朗县的Bhakti Luhur收容所。在那儿的几乎所有孩子都已经有了居民证件,尤其是出生字、身份证和家庭卡。

他们中的大多数人,从出生日起就被“寄托”在孤儿院,没有任何证件。他们的父母在人间蒸发,下落不明。

目前,他们还不能获取社会保健卡,因此万一病了,孤儿院管理人必须支付大量的治疗费。

也可阅读:

雅加达专线巴士 HI 回旋处巴士站引人注目在多方希望项目终止

印尼公民研究所第二主席塞弗拉(Saifullah Ma’shum)说,在印尼几个地区,印尼公民研究所与当地的人口和民政局进行合作。

他说:“必须有关注这些残疾人权的人士。他们都是独立国家的公民。”

他继续说:“因为有了居留证、出生字、身份证、家庭卡,他们就可以由社会管理局管理,并且能获得国家提供的便利。

丹格朗县Bhakti Luhur孤儿院负责人尤丝萣修女希望印尼公民研究所做出的工作和奉献,能激励全国各地印尼公民研究所的朋友们,帮助各自所在领域的弱小、贫困、残疾和弱势群体。

印尼公民研究所高级研究员Prasetyadji希望全国所有公民,以由衷的诚意激励全国公民,共同携手实现他们应有的权利。

雅加达首都专区人口-民政局工作人员在雅加达中区Budi Mulia大街Kasih Ampera孤儿院对患有多种残疾的华裔儿童记录生理的特征

(ist)

Sumber : https://guojiribao.com/?p=219810

Posted on

YANG CACAT, TELAH TERCATAT

Keterangan Photo :

Bertempat di PA Bhakti Luhur, Komplek Perumahan Citra Raya, Kab Tangerang, Selasa, 11/10/2022, H. CR. Inton, S.IP, M.Si, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab Tangerang bersama KH Saifullah Ma’shum, Ketua II Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada Suster Yustin, Kepala Panti Asuhan Bhakti Luhur Kab Tangerang, disaksikan Kabid Dafduk Hedi M, dan  para staf dari Dinas Dukcapil, peneliti senior IKI Paschasius HOSTI Prasetyadji, dan anak-anak berkebutuhan khusus PA Bhakti Luhur. 11-10-2022.

 

Menindaklanjuti program yang dicanangkan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengenai pemenuhan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil bagi penyandang disabilitas, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab Tangerang dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Propinsi DKI Jakarta, melakukan pendataan melalui perekaman dan menerbitkan Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran, dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Karti Identitas Anak (KIA).

Bekerjasama dengan Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI), pada  6 Oktober 2022 Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta melakukan perekaman biodata anak-anak cacat ganda yang diasuh di Rumah Singgah Kasih Ampera di Komplek Pondok Ampera Jalan Budi Mulia Raya, Jakarta Pusat. Semua anak yang tinggal di rumah singgah ini adalah warga negara Indonesia keturunan Tionghoa.

Pada kesempatan ini Fenry Sinurat, SH. M.Si, mewakili  Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, “Perekaman biometrik ini menjadi langkah awal untuk diterbitkannya kartu keluarga, akta kelahiran, dan kartu tanda penduduk bagi anak-anak ini. Sehingga ke depannya dapat terpenuhi apa yang menjadi hak-haknya sebagai warga negara Indonesia.”

Sementara itu, pada tanggal 11 Oktober 2022, IKI bersama Dinas Dukcapil Kabupaten Tangerang  menyerahkan 27 Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi anak-anak cacat ganda yang diasuh di Panti Asuhan Cacat Ganda Bhakti Luhur, Cikupa, Kab Tangerang.

Menurut H. CR. Inton, S.IP, M.Si, Kepala Dinas Dukcapil Kab. Tangerang, pemenuhan dokumen kependudukan ini akan menjadi langkah awal bagi anak-anak berkebutuhan khusus di PA Bhakti Luhur ini untuk mendapatkan hak-haknya yang lain sebagai warga negara Indonesia.

PA Bhakti Luhur yang berada di tiga wilayah, Jakarta Selatan, Kota Tangerang Selatan, dan Kab Tangerang,  menjadi dampingan Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) sejak tahun 2017 dan hampir semua anak-anak telah memiliki dokumen kependudukan, utamanya akta kelahiran, kartu tanda penduduk, dan kartu keluarga.

Kebanyakan dari mereka, sejak dilahirkan “dititipkan” di panti asuhan tanpa selembar dokumen apapun. Orangtuanya menghilang begitu saja, tidak diketahui keberadaannya. Mereka ini mewakili puluhan ribu bahkan ratusan ribu anak-anak yang tinggal di panti asuhan.

Sedihnya, selama ini mereka ini tidak dapat membuat Kartu BPJS, sehingga apabila sakit, pengelola panti asuhan harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan yang tidak sedikit.

KH Saifullah Ma’shum, Ketua II Institut Kewarganegaraan Indonesia, yang hadir pada acara penyerahan mengatakan, di beberapa wilayah di Indonesia, IKI  hadir bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat.

“Harus ada pihak yang memiliki atensi untuk mengurus hak-hak kaum difabel ini. Mereka sama-sama sebagai warga negara yang merdeka,” tuturnya.

“Karena dengan dokumen kependudukan, Akta Kelahiran, KTP, dan KK, mereka akan bisa diuruskan BPJS, dan bisa mendapatkan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Negara,” sambungnya.

Sebagaimana diharapkan Suster Yustin, Kepala PA Bhakti Luhur Kab Tangerang, “Semoga karya dan pengabdian yang lakukan Institut Kewarganegaraan Indonesia ini, dapat menjadi Inspirasi Sahabat IKI di seluruh tanah air, untuk membantu mereka yang Kecil, Lemah, Miskin, Disabilitas, dan Tertinggal di daerah masing-masing.”

Sementara itu, Peneliti Senior Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI), Paschasius Hosti Prasetyadji mengharapkan kepada seluruh warga bangsa, “Dengan ketulusan hati, Institut Kewarganegaraan Indonesia  menggugah seluruh warga bangsa, untuk bergandengan tangan mewujudkan Hak yang seharusnya mereka miliki. Karena pada prinsipnya: Kita Satu, Kita Sama, Kita Setara untuk Satu Tujuan: yaitu Indonesia yang lebih baik,” tegasnya. ***(prasetyadji)